WhatsApp Icon

Ketenangan Jiwa dari Perspektif Psikologi dan Islam

09/10/2025  |  Penulis: Humas BAZNAS Prov. Jateng

Bagikan:URL telah tercopy
Ketenangan Jiwa dari Perspektif Psikologi dan Islam

Ketika hati lepas dari pamrih, hidup pun terasa lebih ringan dan bermakna

Makna Ikhlas dalam Islam

Dalam ajaran Islam, ikhlas berarti melakukan sesuatu semata-mata karena Allah SWT, bukan karena ingin dipuji, diakui, atau mendapatkan imbalan duniawi.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Bayyinah [98]:5:

“Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali untuk menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama...”

Ikhlas adalah pondasi dari setiap amal. Tanpanya, amal yang besar sekalipun bisa kehilangan nilai. Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Amal yang ikhlas lahir dari hati yang sadar bahwa semua yang dilakukan adalah bentuk pengabdian kepada Allah — bukan untuk kepentingan pribadi, pengakuan, atau pujian manusia.

Ikhlas dalam Perspektif Psikologi

Dalam psikologi modern, konsep ikhlas memiliki kemiripan dengan istilah self-transcendence, yaitu kemampuan seseorang untuk melampaui kepentingan pribadi dan menemukan makna yang lebih tinggi dalam tindakannya.

Menurut Viktor Frankl (1963), manusia akan merasakan kebahagiaan sejati ketika ia melakukan sesuatu yang bermakna dan bukan sekadar demi keuntungan pribadi.
Orang yang ikhlas memiliki beberapa ciri psikologis:

  • Emosi lebih stabil, karena tidak bergantung pada validasi orang lain.

  • Hidup lebih tenang, sebab tindakannya sejalan dengan nilai-nilai spiritual.

  • Tidak mudah kecewa, karena fokus pada proses, bukan pada hasil.

Dengan kata lain, keikhlasan membantu seseorang mencapai kesehatan mental dan spiritual yang utuh.

Ikhlas sebagai Terapi Jiwa

Banyak gangguan emosional seperti stres, iri, dan kecewa muncul karena manusia terlalu berharap pada hasil atau penilaian orang lain. Islam memberikan solusi mendalam: latihlah hati untuk ikhlas.
Ketika seseorang beramal hanya untuk Allah, maka apapun hasilnya diterima dengan lapang dada. Inilah yang disebut dalam psikologi sebagai spiritual coping, yaitu kemampuan menghadapi tekanan dengan kekuatan iman.

Manfaat psikologis dari ikhlas antara lain:

  • Mengurangi stres dan rasa kecewa terhadap hasil yang tidak sesuai harapan.

  • Meningkatkan ketahanan mental (resilience) karena hati tidak mudah goyah.

  • Menumbuhkan rasa syukur dan penerimaan diri.

Ikhlas menjadikan seseorang kuat menghadapi situasi sulit, karena ia sadar bahwa semua yang terjadi berada dalam kendali Allah, bukan sekadar usaha manusia.

Cara Menumbuhkan Keikhlasan

  1. Luruskan niat sebelum bertindak. Pastikan setiap amal diniatkan karena Allah.

  2. Hilangkan keinginan untuk dipuji. Pengakuan manusia bersifat sementara, sedangkan balasan Allah kekal.

  3. Biasakan refleksi diri (muhasabah). Evaluasi apakah niat kita murni atau masih berharap imbalan dunia.

  4. Percayalah pada ketetapan Allah. Hasil mungkin tidak sesuai harapan, tetapi Allah selalu menilai usaha yang tulus.

Ikhlas adalah puncak kematangan spiritual dan psikologis. Dalam Islam, ia menjadi syarat diterimanya amal; dalam psikologi, ia adalah tanda kesejahteraan batin.
Ketika seseorang mampu berbuat tanpa pamrih dan menyerahkan hasilnya kepada Allah, maka ia akan menemukan kedamaian sejati.

Ikhlas memang tidak mudah, tapi di sanalah letak keindahan iman dan kedewasaan jiwa.

Mari ikut ambil bagian dalam menghadirkan lebih banyak senyum dan harapan.

Tunaikan zakat, infak, dan sedekah Anda melalui BAZNAS Provinsi Jawa Tengah:

https://jateng.baznas.go.id/bayarzakat

Bagikan:URL telah tercopy
Info Rekening Zakat

Info Rekening Zakat

Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.

BAZNAS

Info Rekening Zakat