Berita Terkini
Dari Zakat ke Aksi Nyata: BAZNAS Jateng Teguhkan Komitmen Tanggap Bencana
Bencana bisa datang kapan saja, tapi kesiapsiagaan harus disiapkan sejak dini. Hal inilah yang menjadi semangat BAZNAS Provinsi Jawa Tengah (BAZNAS Jateng) dalam menyelenggarakan Rapat Koordinasi (Rakor) BAZNAS Tanggap Bencana se Jawa Tengah di Semarang pada Selasa (11/11/2025). Acara yang mengusung tema “Kesiapsiagaan dan Antisipasi Kejadian Bencana di Jawa Tengah” ini dihadiri oleh 70 peserta dari BAZNAS kabupaten/kota se-Jawa Tengah, serta pihak pengambil kebijakan seperti Ketua BAZNAS Jateng KH. Ahmad Darodji, M.Si, Kepala BMKG Semarang, dan BPBD Provinsi Jawa Tengah.
Ketua BAZNAS Jateng Darodji mengingatkan bahwa dari 35 kabupaten/kota di provinsi ini, sekitar 27–29 daerah tergolong rawan bencana. Karena itu, “Bencana tidak bisa diprediksi, bisa datang kapan saja dan tiba-tiba menelan korban. Karena itu, kita harus benar-benar waspada dan siap mengatasinya,” tegasnya.
Selain memperkuat koordinasi antarwilayah agar ketika bencana terjadi, saling tolong-menolong dan berbagi logistik seperti perahu karet atau peralatan darurat, BAZNAS Jateng juga mendorong adanya dana khusus yang siap digunakan saat bencana melanda. “Terkadang anggarannya sudah ditabung dulu… begitu bencana datang, dana itu langsung bisa digunakan.”
Yang tak kalah penting: BAZNAS Jateng telah menyelenggarakan lima kali pelatihan mitigasi bencana hingga saat ini. Selain memperkuat koordinasi, BAZNAS Jateng juga fokus menanamkan pengetahuan mitigasi bencana sejak dini. Ahmad Darodji menilai penting agar anak-anak, khususnya pelajar SMA mendapatkan pelatihan kebencanaan. Pelatihan mencakup hal-dasar seperti teknik terjun ke air, menyiapkan dapur umum, hingga evakuasi korban.
Kegiatan Rakor ditutup dengan pengukuhan Koordinator BTB se-Jawa Tengah, sebuah langkah simbolik yang menegaskan bahwa relawan zakat tidak hanya peduli terhadap kesejahteraan, tetapi juga tanggap terhadap kemanusiaan di saat darurat. Dengan semangat kebersamaan dan kemanusiaan, BAZNAS Jateng menegaskan komitmennya untuk hadir di tengah masyarakat, bukan hanya saat tenang, tapi juga ketika bencana datang.jateng.baznas.go.id/bayarzakat
11/11/2025 | Humas BAZNAS Prov. Jateng
Ketua BAZNAS Jateng Raih Indonesian Best Champion Award 2025
Bukti Dedikasi dalam Membangun Tata Kelola Zakat yang Amanah dan Profesional
Jakarta, Jumat (31/10/2025) — Ketua BAZNAS Provinsi Jawa Tengah, Dr. KH. Ahmad Darodji, M.Si, kembali menorehkan prestasi membanggakan. Beliau menerima Indonesian Best Champion Award 2025, sebuah penghargaan bergengsi yang diberikan kepada tokoh inspiratif atas dedikasinya dalam mengembangkan tata kelola zakat yang transparan, profesional, dan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat.
Penghargaan ini diserahkan dalam acara penganugerahan di Jakarta, sebagai bentuk apresiasi terhadap sosok pemimpin yang konsisten membawa semangat perubahan dalam pengelolaan zakat di Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, KH. Ahmad Darodji menyampaikan rasa syukur dan menegaskan bahwa penghargaan ini bukan hanya untuk dirinya pribadi, tetapi untuk seluruh keluarga besar BAZNAS Jawa Tengah.
“Ini adalah hasil kerja keras bersama. Kita ingin memastikan bahwa setiap rupiah zakat yang ditunaikan masyarakat benar-benar membawa manfaat dan memberdayakan mustahik menjadi lebih mandiri,” ujarnya.
Selama kepemimpinannya, BAZNAS Jateng terus berinovasi dalam tata kelola zakat melalui digitalisasi, program pemberdayaan ekonomi umat, hingga penguatan sinergi dengan berbagai pihak. Komitmen tersebut menjadikan BAZNAS Jateng sebagai salah satu lembaga zakat daerah dengan tata kelola terbaik di Indonesia.
Penghargaan ini diharapkan menjadi motivasi untuk terus meningkatkan profesionalisme, memperluas jangkauan pemberdayaan, serta menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga zakat sebagai mitra strategis dalam membangun kesejahteraan umat.
31/10/2025 | Humas BAZNAS Prov. Jateng
BAZNAS Jateng Dorong 100 Mahasiswa Jadi Entrepreneur Menuju Indonesia Emas 2045
Semarang, 28 Oktober 2025 Dalam upaya menyiapkan generasi muda yang mandiri dan berdaya saing tinggi, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Jawa Tengah memberikan beasiswa pendidikan kepada 100 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Semarang.
Mahasiswa penerima beasiswa berasal dari Universitas Diponegoro (UNDIP), UIN Walisongo, Institut Islam Mamba’ul Ulum (IIM) Surakarta, STIKES Muhammadiyah (Stikesmus), dan Universitas Sebelas Maret (UNS). Penyerahan beasiswa berlangsung pada Selasa (28/10/2025) di Semarang.
Ketua BAZNAS Provinsi Jawa Tengah, Dr. KH. Ahmad Darodji, M.Si, menyampaikan bahwa pemberian beasiswa ini tidak hanya bertujuan membantu kebutuhan pendidikan, tetapi juga untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan di kalangan mahasiswa.
“Kita sedang menyongsong Indonesia Emas 2045. Mahasiswa harus siap menjadi pengusaha muda yang mandiri, kreatif, dan berdaya saing. BAZNAS ingin mendorong mereka tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi pencipta lapangan kerja,” tegas Kiai Darodji.
Melalui program ini, BAZNAS Jateng berharap mahasiswa dapat memanfaatkan potensi zakat secara produktif, baik untuk pengembangan keterampilan, pelatihan usaha, maupun inovasi sosial. Dengan sinergi antara lembaga pendidikan dan BAZNAS, diharapkan lahir generasi muda berakhlak, berilmu, dan berjiwa entrepreneur.
Program beasiswa ini juga menjadi bagian dari komitmen BAZNAS Jateng dalam mengoptimalkan zakat untuk pemberdayaan umat, sejalan dengan visi menjadikan zakat sebagai motor penggerak kemajuan sosial dan ekonomi masyarakat.
28/10/2025 | Humas BAZNAS Prov. Jateng
Artikel Terbaru
Dari Genggaman Jadi Kebaikan: Sedekah di Era Cashless
Kita hidup di zaman serba digital. Dari memesan makanan, membayar transportasi, hingga belanja kebutuhan harian semuanya bisa dilakukan lewat genggaman tangan. Tapi yang lebih indah dari itu, kini bersedekah pun bisa dilakukan dengan cara yang sama mudahnya. Di era cashless society 2025, semangat berbagi tak lagi terbatas oleh jarak, waktu, atau uang tunai di dompet.
Dengan fitur QR Code, mobile banking, dan aplikasi zakat digital, umat muslim bisa menyalurkan infak dan zakat dalam hitungan detik. Teknologi yang dulu dianggap sekuler, kini justru menjadi jembatan spiritual. Melalui kemudahan digital, kebaikan bisa menjangkau pelosok negeri dari mustahik di desa terpencil hingga pelajar yang membutuhkan beasiswa.
Era cashless seharusnya tak membuat kita kering empati, tapi justru memperluas peluang untuk peduli. Satu klik di layar ponsel bisa berarti harapan besar bagi seseorang yang tengah berjuang. Karena di balik setiap transaksi kebaikan, ada keberkahan yang terus berputar. Rasulullah SWT bersabda:
“Setiap sedekah yang kamu keluarkan akan dijaga oleh Allah hingga menjadi besar seperti gunung.” (HR. Bukhari)
jateng.baznas.go.id/bayarzakat
24/10/2025 | Humas BAZNAS Prov. Jateng
Kiai Sahal Mahfudh: Mengubah Zakat dari Kedermawanan Menjadi Pemberdayaan
Ketika kita berbicara tentang tokoh inspiratif di dunia zakat dan pemberdayaan umat, nama KH. MA. Sahal Mahfudh hampir tak bisa dilewatkan. Ulama besar asal Kajen, Pati, Jawa Tengah ini bukan hanya dikenal karena kealimannya dalam bidang fiqih, tetapi juga karena gagasan besarnya dalam mengubah cara pandang terhadap zakat — dari sekadar amal karitatif menjadi instrumen sosial yang berdaya guna.
Dari Sedekah Konsumtif ke Zakat Produktif
Kiai Sahal Mahfudh memiliki pandangan yang jauh ke depan. Di masa ketika banyak orang memaknai zakat hanya sebagai bantuan sesaat, beliau justru mengajak umat untuk melihat zakat sebagai alat pemberdayaan.
Dalam salah satu pemikirannya yang tertuang dalam buku Nuansa Fiqih Sosial (2004), beliau menulis:
“Zakat tidak boleh berhenti pada aspek karitatif, melainkan harus dikembangkan ke arah produktif. Zakat seharusnya dapat menjadi sarana pemberdayaan ekonomi masyarakat agar tidak terus bergantung pada bantuan.”
Pemikiran ini menegaskan bahwa zakat tidak seharusnya hanya menutup kebutuhan konsumtif sesaat, tetapi harus menjadi modal awal menuju kemandirian.
Pesantren Sebagai Basis Pemberdayaan
Kiai Sahal tidak berhenti pada teori. Di Pesantren Maslakul Huda, Kajen, beliau membuktikan bahwa pesantren bisa menjadi pusat pemberdayaan sosial-ekonomi. Pesantren yang beliau pimpin tidak hanya mencetak ulama, tapi juga melahirkan pelaku ekonomi dan wirausahawan sosial.
Program seperti koperasi pesantren, pelatihan keterampilan, dan pendampingan masyarakat menjadi bukti nyata bagaimana ilmu agama dan ekonomi dapat berjalan beriringan.
Beliau pernah berpesan:
“Ilmu agama harus membumi, menjawab problem sosial dan ekonomi umat. Jangan sampai pesantren hanya menjadi menara gading yang terpisah dari realitas masyarakat.
Zakat Sebagai Jalan Kemandirian
Bagi Kiai Sahal, zakat memiliki misi sosial yang lebih luas daripada sekadar menunaikan kewajiban. Dalam pandangannya, tujuan utama zakat adalah menegakkan keadilan dan kemandirian sosial.
Beliau menulis:
“Zakat harus menjadi instrumen perubahan sosial. Dengan manajemen yang baik, zakat dapat mengubah mustahik menjadi muzakki, dan inilah bentuk keberhasilan zakat yang sesungguhnya.”
Pemikiran ini menginspirasi banyak lembaga zakat untuk bergeser dari pola “bantuan sesaat” menuju program pemberdayaan ekonomi berkelanjutan, seperti pelatihan wirausaha, bantuan modal produktif, dan pendampingan UMKM.
Warisan Pemikiran yang Terus Hidup
Kini, gagasan Kiai Sahal Mahfudh terus menjadi inspirasi bagi berbagai lembaga, termasuk BAZNAS Jawa Tengah, yang berkomitmen mengelola zakat dengan semangat pemberdayaan. Program-program ekonomi umat seperti Zakat Community Development (ZCD), UMKM Bangkit, dan beasiswa produktif adalah wujud nyata dari cita-cita beliau: menjadikan zakat sebagai penggerak perubahan.
Warisan Kiai Sahal tidak hanya tertulis dalam buku, tapi hidup dalam gerakan zakat yang memerdekakan.
Sebagaimana pesan beliau yang selalu relevan hingga kini:
“Kemandirian adalah buah dari keberagamaan yang matang. Dan zakat adalah jalannya.”
23/10/2025 | Humas BAZNAS Prov. Jateng
Self-Care yang Sejati: Saat Berbagi Jadi Terapi Jiwa
Di tengah kesibukan dan tekanan hidup yang kian padat di tahun 2025, istilah self-care menjadi tren yang ramai diperbincangkan. Banyak orang mencari ketenangan dengan cara berlibur, berbelanja, atau sekadar menikmati kopi di sore hari. Namun, ada bentuk self-care yang sering terlupakan yaitu berbagi. Saat kita menyalurkan infak, zakat, atau sedekah, sebenarnya kita sedang menenangkan batin dan menyembuhkan diri dari rasa gelisah yang tak terlihat.
Berbagi bukan sekadar membantu orang lain, tapi juga menguatkan diri sendiri. Setiap rupiah yang kita keluarkan dengan ikhlas menjadi cara Allah menghapus beban hati, menumbuhkan rasa syukur, dan memperluas empati. Banyak penelitian psikologi modern pun mengakui, menolong orang lain bisa menurunkan stres dan meningkatkan kebahagiaan, padahal Islam sudah mengajarkan hal itu sejak berabad-abad lalu.
Jadi, kalau hari ini kamu merasa lelah, cobalah self-care dengan berbagi. Tidak perlu menunggu kaya atau senggang, cukup mulai dari niat tulus dan tindakan kecil. Karena sejatinya, ketenangan jiwa bukan datang dari apa yang kita miliki, tapi dari apa yang kita ikhlaskan. Rasulullah ? bersabda:
“Obatilah orang-orang sakit di antara kalian dengan bersedekah.” (HR. Baihaqi)
jateng.baznas.go.id/bayarzakat
17/10/2025 | Humas BAZNAS Prov. Jateng
BAZNAS TV
Jangan Lewatkan Sedekah di Hari Jumat melalui BAZNAS
Penulis: admin
Sedekah Subuh, Membuka Pintu Rezeki
Penulis: admin




